Kenapa akhir-akhir ini hati aku rasanya udah hampir mirip dibutakan ya -____- this is worse. I mean, apa yang aku lakukan kemaren bukanlah hal yang baik. And I know it. Jadi, kemaren malam adalah acara muhasabah di mesjid dekat rumahku. Seperti biasa yang namanya muhasabah pasti bakal bersedih-sedih. Sebenarnya tujuan muhasabah itu bukan bikin kita sedih tapi supaya bikin kita sadar, sudah sejauh apa kita berbuat dosa. Tapi jujur saja, aku nggak tersentuh sama sekali. Waktu Ustadz lagi ngasih renungan aku rasa aku udah tau apa tujuan dari perkataan dan renungan Ustadz itu makanya aku memutuskan buat dengerin lagu supaya gak ketiduran meskipun semua alat elektronik udah dibilang agar dinonaktifkan selama muhasabah berlangsung. Enath buta ntah apa namanya kemaren malam itu, aku mendengarkan musik dengan volume low, setidaknya aku masih bisa mendengarkan apa yang dikatakan Ustadz tadi.
Sisi baiknya, semua yang dikatakan oleh Ustadz tersebut sudah sering dijadikan renungan sama mama kalau lagi marahin aku. Ya semua yang dibilang Ustadz itu tanpa terkecuali. Jadi boleh dibilang nggak mempan sama sekali. Kadang apa yang dikatakan sama orang lain yang mereka anggap sebagai renungan belum tentu bisa mengenai hati siapa saja. Ya. Sekali lagi itu benar. Tapi, lain kasusnya kalau hati tidak tergerak lagi untuk nasehat sama yang disampaikan oleh 2 orang berbeda. Seharusnya aku bisa sedikit tersentuh kemaren.
Tidak. Mungkin bukan itu masalahnya. Mungkin masalahnya adalah aku sudah terbiasa mendapatkan pelajaran yang lebih dari apa yang direnungkan malam kemarin. Bisa jadi iya, saat kita diberikan renungan untuk pertama kali, pastinya kita sudah memikirkan langkah apa yang akan kita lakukan. Setelah kita mendapat renungan yang sama untuk yang kedua kalinya tentunya kita nggak bakalan mikir lagi karena kita sudah tau bagaimana harus menanggapi dan menyikapinya.
Pilihannya cuma dua, kamu benar-benar sudah memikirkan langkah yang tepat sehingga kamu kebal atau mungkin memang kamu telah dibutakan pintu hatinya oleh Tuhan. Kadang aku ingin diberikan renungan face to face dengan orang yang sudah ahli memberikan semacam muhasabah, tapi aku tau aku keras kepala. Mereka pasti bakal kesal kalau renungan face to face sama aku. Aku benar-benar berharap bahwa yang kualami akhir-akhir ini bukanlah ciri-ciri dari manusia yang akan dibutakan hatinya. Semoga yang semalam adalah tanda agar aku bisa lebih paham lagi tentang makna dari hidup. Aamiin :)
No comments:
Post a Comment