Hari ini aku ketemuan sama That-One-Creature-Who-Knows-Everything-About-Me-Since-I-Was-Just-Born....ituuuu si Aisha Salsabilla a.k.a Baboon. Kami bicarain banyak hal tadi, saking banyaknya aku lupa mau mengutip pembicaraan darimana, tapi mungkin bisa disimpulkan beberapa hal yang aku dapat dan aku tambahkan tentang hari ini.
Pertama, dapat disimpulkan kalau kehidupan SMA kami sekarang benar-benar jauh dari apa yang kami lakukan saat kami masih duduk di SMP, maksudnya dulu kami nggak pernah panik akan masalah belajar. Entah kenapa sekarang jadi ikut-ikutan ngejar target juga padahal entah apa yang dikejar -_- kebetulan apa yang aku minati sama Baboon itu gak beda kok, masih dalam lingkup perfilman, dan aku tau kemana aku akan masuk nantinya. So, what am I fighting for? Masa SMP kami benar-benar hanya main saja setiap hari, download video, nonton film dan menggilai seorang artis..atau beberapa artis --". Tapi hasil belajar juga nggak jelek kok, entah kenapa sekarang aja bodohnya -__-. What the hell is going on here?
Kedua, kami sama-sama nggak suka orang yang terlalu meprioritaskan dirinya untuk dihargai oleh orang lain, maksudnya some kind of "that-one-girl-who-is-always-looking-up-for-respect-from-everyone", dan di sekolahku ada orang yang seperti itu juga, intinya kami nggak suka orang yang terlalu memprioritaskan dirinya dalam sosial atau dalam hal apapun. It's just like you don't even know what others would say about you.
Ketiga, kami sama-sama punya sifat "I'm not that strong, guys". Ya, kami nggak sekuat kelihatannya. Aku sama Baboon punya satu kesamaan yaitu selalu ingin bikin orang tersenyum, dan kadang-kadang kami lelah harus menjadi tegar tiap saat bagi orang yang butuh dan lelah harus menjadi kuat saat kami tidak kuat. Bukannya sok tegar tapi kami tidak bisa menampakkan sosok lemah itu, mungkin karena sudah menjadi sifat pembawaan. Intinya kami jarang menangis, but when we do, we cry for a fucking reason. Air mata kami mahal, nggak keluar untuk hal-hal remeh.
Keempat, kami belajar bahwa pada akhirnya kita memang akan menjalani hidup itu sendirian. Realita sosial itu kebanyakan seperti film Drama Queen, kebanyakan yang palsu hanya untuk mendapatkan sandaran sesaat padahal akhirnya ia hanya akan menjalani hidup sendirian. Orang yang kuat adalah orang yang biasanya menjadi sandaran bagi orang lain, atau biasanya disebut sebagai pelarian. Karena mereka lah yang sadar kapan seseorang itu berlaku real dan kapan seseorang itu hanya menjadikan kita sebagai sasaran/media penyelamatan diri. Sakit memang, tapi biasanya seseorang yang menjadi pelarian itu bisa dengan gampangnya membaca sebuah situasi because they know everything. Wah jadi curhat -_-
Kelima, kenapa ada orang yang terus men-judge selera orang lain padahal mereka tau tak ada yang bisa mereka lakukan atas hal itu. Misalnya saja seseorang yang menyukai suatu groupies atau soloist musik tetapi menjadi bahan judge-mental karena seleranya yang menurut dirinya kampungan. Well, semua orang punya taste yang berbeda, maksudnya selera memang berbeda tapi please, mengejek nggak bakal menyelesaikan masalah. Kalau boleh dibawa ke kehidupan sehari-hari banyak kan dari kita yang suka men-judge orang dengan seolah-olah meremehkan orang lain. Kadang, apapun yang dilakukan orang itu toh nggak akan membawa dampak buruk buat kita, kalau tidak suka pun cukup dipendam saja, tidak usah disebutkan atau jika memang ingin menyebutkan, ceritakan saja ke orang-orang terdekat saja yang bisa menjaga omonganmu tadi.
Yah, itulah beberapa hal yang aku bisa simpulkan dari pertemuan super dan singkat kami tadi -_-
By the way, aku makan banyak hari ini, aku akui aku terlalu konsumtif juga -___-
Haha.
No comments:
Post a Comment